Ilustrasi ibu dan anak. (Freepik)
Ilustrasi ibu dan anak. (Freepik)
KOMENTAR

DI banyak negara Eropa, gaya pengasuhan anak kini banyak disebut sebagai low maintenance baby — cara mendidik anak yang sederhana namun penuh makna. Filosofinya adalah: anak tidak perlu selalu dihibur atau disediakan aktivitas khusus, karena kehidupan sehari-hari orang tua pun bisa menjadi ruang belajar dan bermain bagi mereka.

Bagi para ibu di Eropa, konsep ini bukan berarti abai, tetapi justru menanamkan kemandirian dan ketenangan sejak dini. Anak-anak diajak mengikuti ritme hidup keluarga tanpa banyak “drama”.

Misalnya, ketika sang ibu berbelanja di pasar, anak ikut membantu memilih buah; ketika memasak, anak diberi tugas mencuci sayur; bahkan saat orang tua bersantai membaca buku, anak pun dibiarkan membaca atau bermain di dekatnya tanpa harus selalu ditemani secara aktif.

Cara ini membuat anak belajar dari kehidupan nyata — bukan hanya dari mainan mahal atau playground berbayar. Mereka tumbuh mengenal rutinitas, tanggung jawab kecil, dan memahami bahwa waktu orang tua juga berharga. Secara psikologis, anak yang terbiasa dengan low maintenance parenting cenderung lebih adaptif, sabar, dan tidak mudah bosan.

Sementara bagi ibu, gaya ini memberikan ruang napas. Tak ada tekanan untuk terus “menyenangkan” anak setiap waktu. Anak bahagia bukan karena fasilitas yang banyak, tetapi karena kedekatan dan rasa percaya dengan orang tuanya.

Low maintenance baby mengajarkan bahwa tumbuh kembang tidak selalu harus diwarnai jadwal padat atau mainan canggih. Justru dari kesederhanaan, anak belajar banyak hal: menunggu, memahami ritme keluarga, dan menikmati momen kecil bersama orang tua. Karena sesungguhnya, kehangatan dan keseimbangan adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan ibu kepada anaknya.




Beda Pendapat Boleh, Sampaikan Tanpa Nada Tinggi: Kunci Komunikasi Sehat di Rumah

Sebelumnya

Beradaptasi Tanpa Terkontaminasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting